Kampung Media Lengge Wawo, Sekretariat: Jalan Lintas Bima - Sape Km.17 Kompleks Lapangan Umum Desa Maria Utara Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, Telepon: 0374-7000447. Bagi yang ingin mengirim Tulisan Berita atau Artikel hubungi Nomor HP: 081803884629/085338436666

Rabu, 29 Oktober 2014

Catatan Awal Tahun Baru 1436 Hijriyah

KM LENGGE WAWO,- Tanpa di sadari kita telah di penghujung tahun 1435 Hiriyah dan memasuki awal tahun baru 1436 Hijriyah, pada tanggal 25 Oktober 2014 yang lalu. Telah banyak kisah yang kita ukir bersama berjalannya waktu. Segalanya ditahun kemarin telah usai kita tutup dan membuka lembaran baru. Waktu tidak akan bisa kembali, waktu tidak akan bisa diputar kembali, kita tatap kedepan kita susun rencana kedepan. Waktu yang telah berlalu hanya sebuah pelajaran bagi kita agar bisa menjadi guru menghadapi tantangan didepan mata kita.
 
Saat ini kita telah berada di bulan muharam 1436 Hijriyah. Bulan Muharam adalah bulan pertama dalam penanggalan Hijriyah. Muharram berasal dari kata yang artinya 'diharamkan' atau 'dipantang', yaitu dilarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Tanggal 1 Muharram adalah hari Tahun Baru dalam agama Islam telah kita lewati. Menurut sejarah yang pernah saya baca dari berbagai sumber banyak peristiwa di bulan Muharam dalam perkembangan dan peradaban sejarah Islam.

Namun bagi saya pribadi banyak catatan yang saya lihat yang berhubungan dengan tahun baru Hijriyah bagi generasi muda sekarang. Entah lupa atau tidak tahu banyak umat muslim terutama generasi muda sebagai penerus bangsa, negara dan agama yang lupa dengan tahun baru Islam ini. Kontras dengan ketika awal tahun baru Masehi, Berbagai perayaan dan ucapan yang dilontarkan oleh remaja maupun anak muda untuk merayakan tahun Masehi. Menjadi pertanyaan saya kenapa tahun baru umat Islam tidak pernah dirayakan...?
Memang tak ada perintah khusus untuk memperingati tahun baru. Entah itu tahun baru Hijriyah atau tahun baru apa pun. Sebaliknya, tak ada larangan khusus untuk memperingatinya. Sesuatu menjadi terlarang manakala ia digunakan sebagai ekspresi berlebih, menjadi ajang maksiat dan kemungkaran dengan mengumbar hawa nafsu. Dan, faktanya, suka atau tidak suka, sebagian umat Islam memperingatinya dengan berbagai bentuk. Bahkan, Tahun Baru Hijrah kemeriahannya tak seperti Tahun Baru Masehi.

Maka, tak ada salahnya jika kita memaknai pergantian tahun dengan refleksi, muhasabah, mengukuhkan niat dan merancang hari esok. Ambil hikmahnya, ambil indahnya! Agaknya, filosofi pergantian tahun dalam Islam, dengan memilih “Hari Pertama” sebagai awal tahun dalam kalender Islam dengan mengangkat peristiwa “Hijrah” Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah bisa digunakan untuk memberi makna pada arah perubahan ke arah yang lebih baik.

Secara tegas dan jelas Alquran menyatakan kehadiran Islam yang dibawa Rasulullah Muhammad itu merupakan misi kerahmatan bagi semesta. Islam dalam arti generiknya sesungguhnya mencakup semua agama yang dibawa seluruh rasul Allah sejak Nabi Adam dan setelahnya. Jadi, pada dasarnya semua agama yang berasal dari Allah itu adalah sama dan identik pesannya, sebagai wujud kasih-Nya untuk membimbing manusia ke jalan yang benar, baik, dan membahagiakan.

Jika kita kaitkan makna hijrah dengan konteks kekinian khususnya Indonesia, apa yang dilakukan Rasul yakni hijrah dari Makkah ke Madinah mungkin tidak bisa kita lakukan, tetapi jelas hijrah mengandung hikmah yang luar biasa. Beberapa Ulama menjelaskan bahwa makna hijrah adalah meninggalkan Negeri (keadaan) syirik menuju negeri Tauhid, meninggalkan keadaan bid’ah menuju keadaan Sunnah, serta hijrah (meninggalkan) keadaan yang penuh maksiat menuju kekeadaan yang sedikit maksiat. Firman Allah SWT: Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nisa: 100).

Oleh karena itu sebaiknya tahun baru Islam tahun ini yakni tahun baru Hijriyah 1436 H kembali dapat menjadi momentum bagi seluruh kaum muslim dari berbagai lapisan masyarakat baik, remaja, anak muda, kaum tua, untuk menjadikan tahun hijriah sebagai tahun untuk berusaha berpindah menuju ke kehidupan yang baik, dari kehidupan jahiliyah menuju kepada kehidupan Islam. Mari gunakan pergantian tahun ini untuk berintrospeksi, bersyukur dan berdoa. Semoga Allah selalu memberi jalan keselamatan kepada kita. Semoga Allah selalu memberi kekuatan untuk selalu mengukuhkan sikap istiqamah dalam diri kita. Mari berhijrah ke tahun yang lebih baik! (Efan)

1 komentar: