Kampung Media Lengge Wawo, Sekretariat: Jalan Lintas Bima - Sape Km.17 Kompleks Lapangan Umum Desa Maria Utara Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, Telepon: 0374-7000447. Bagi yang ingin mengirim Tulisan Berita atau Artikel hubungi Nomor HP: 081803884629/085338436666

Selasa, 18 November 2014

Suatu Malam Di Pesta Dansa


KM. LENGGE WAWO,-Kabar adanya pesta dansa bertopeng sudah diketahui Utep sejak seminggu lalu melalui spanduk yang tersebar di setiap sudut perumahan. Sebuah pesta dansa 'akbar' yang
diadakan Andi, pengusaha muda yang baru-baru ini sukses merilis produk terbarunya, Batu Mulia. Dalam pesta dansa tersebut, usia delapan belas ke atas boleh mengikutinya asal berpakaian layak. Utep amat semangat menantikan hari itu, yang tepatnya hari ini. Ia ingin sekali merasakan manisnya hidup konglomerat meski dalam satu malam saja. Ya, bermodalkan uang hasil mulung setiap hari, Utep menyewa jas dari 'loundry', lengkap dengan topeng Panji milik putranya.

"Oke, hadirin! Terima kasih atas waktu Anda. Semoga pesta ini menyenangkan!" Andi membuka suara, kemudian diikuti musik nge-beat yang diputar DJ Tyo, sekadar memanasi peserta dansa yang ada. "Carilah pasangan Anda! Satu pasangan akan mendapat cinderamata langsung dari saya...!"

Semua berteriak semangat. Namun, berbeda dengan Utep, yang nyalinya memilih menciut. Ia tampak kikuk. Memandang sekeliling, yang kesemuanya sibuk mencari pasangan.

"Ah, kalau begini mending pulang saja," batinnya putus asa.

"Hai...," sapa Yunita, wanita berbusana bak 'princess', bertopengkan kupu-kupu warna ungu.

"Anda menyapa saya?" selidik Utep, melirik sekeliling.

"Ya, Anda. Sudah punya pasangan dansa?"

"Ya..., seperti yang Anda lihat. Mau berpasangan dengan saya?" Utep memberanikan diri.

"Boleh." Yunita langsung mengulurkan tangannya dengan gemulai.

TEK!
Lampu sengaja dipadamkan. Dan, beberapa orang terdengar kaget karenanya.

"Selamat berdansa ria! Kami akan menyimak dansa Anda!!!" teriak MC, mewakili Andi.

Lalu, lampu kembali dinyalakan, berikut musik dansa yang diatur sedemikian indahnya. Ratusan pasangan terlihat mesra, saling menyunggingkan senyum termanisnya.

"Rupanya Anda lihai juga berdansa," puji Yunita, terkesima. "Belajar darimana?"

"Ah, otodidak, Mbak. Ngotot belajar demi pesta dansa ini."

"Wah..., sama, dong!"

"Benarkah?"

Yunita mengangguk anggun. Dansa keduanya pun semakin alot. Manis. Sehingga 'Chemistry' keduanya terpampang nyata. Kalau kata Syahrini, sih, begitu.

Dan, perlahan tapi pasti. Begitulah waktu mengejar yang tak terkejar. Sehingga tanpa terasa waktu dansa pun usai. Lalu, tibalah saat yang ditunggu-tunggu, pengumuman.

"Oke, hadirin! Jujur, saya amat bahagia malam ini. Itu semua berkat Anda!" seru Andi di atas 'stage'. "Tanpa berlama-lama lagi, saya akan mengumumkan pemenangnya! Pasangan yang mendapat sorotan lampu, itulah pemenangnya!"

Prok-prok-prok!
Tepuk tangan begitu riuhnya. Wajah-wajah pun terlihat cemas, mewakili detak jantung mereka.

Sret!
Tersorot salah satu pasangan. Dan, sorotan itu mengarah ke...

"Waaah..., kita menang!" seru Utep dan Yunita serentak, nyaris berpelukan lepas.

"Baik! Seperti yang saya janjikan dari awal. Untuk pasangan yang tersorot, silakan menaiki 'stage'!"

"Ah, paling hanya batu akik," bisik yang lain iri.

Utep dan Yunita melangkah menuju 'stage'. Ratusan pasang mata tertuju kepada mereka. Keduanya membalas dengan senyuman teramah.

"Boleh dibuka topengnya?" ujar Andi sembari menyerahkan hadiah.

Keduanya mengindahkan. Sehingga tampaklah wajah-wajah aslinya.

"Ayah?!"

"Ibu?!"

Batin Utep dan Yunita kaget begitu topeng terbuka.

"Pak, lain kali kalau mau menyewa jas di 'loundry', umpatin dulu namanya. Itu terlihat jelas tanda nama saya di kerah jasnya," bisik Andi di telinga Utep. "Itu sebabnya saya memenangkan Bapak. Tapi, tak apa. Saya hargai usaha Bapak. Jasnya boleh diambil. Anggap saja sebagai bonus. Hehe...," lanjut Andi, masih membisik.

Utep menjadi kikuk. Wajah bahagianya memudar meski senyuman terus disunggingnya.

*

"Ibu pinjam baju siapa?" selidik Utep kepada Yunita, istrinya, ketika turun 'stage' dan menjauh dari yang lain.

"Baju majikan, Yah. Kebetulan beliau sakit, lalu meminta Ibu mewakilinya."

"Oh...! Ngomong-ngomong, Ibu ramah juga, ya, kalau di luar."

"Formal, Yah. Ayah juga begitu, kan?"

Hahaha...
Keduanya saling terkekeh bahagia.

Keli, 12 November 2014, Baba Khan


 (posted by : galank)

0 komentar:

Posting Komentar