Kampung Media Lengge Wawo, Sekretariat: Jalan Lintas Bima - Sape Km.17 Kompleks Lapangan Umum Desa Maria Utara Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, Telepon: 0374-7000447. Bagi yang ingin mengirim Tulisan Berita atau Artikel hubungi Nomor HP: 081803884629/085338436666

Rabu, 31 Desember 2014

Mendulang Rezeqi di Akhir Tahun.

 
KM LENGGE WAWO,- Menjelang akhir tahun 2014 banyak cara yang dilaukan oleh para pedagang untuk meraih keuntungan. Memanfaatkan moment pergantian tahun baru sejumlah pedagang terompet mainan yang terbuat dari kertas kartun mendulang keuntungan. Terlihat beberapa pedagang terompet tahun baru dikerumunin oleh anak-anak kecil untuk membeli terompet.

Pedagang terompet asal Sragen Jawa Tengah yang sudah berdomisili 20 tahun di Kota Bima, Yadin (39) mengaku bahwasejak 3 hari yang lalu menjual terompet disejumlah tempat di kota Bima, Sape dan mampir di kecamatan Wawo.

“Sejak 3 hari lalu saya berjualan terompet keliling dari tempat ke temapt satunya, awalnya di Kota Bima kemudian karena banyak saingan yang berjualan di kota Bima saya menuju kecamatan Sape dan dan kecamatan Wawo yang kebetulan dekat dengan kota Bima, lumayan lakunya,” ujar Yadin.

Ditemuai saat menjajalkan barang dagangannya yadin bercerita, “Terompet yang terbuat dari kertas dan kartondiambil di kerabatnya yang bisa membuat terompet, sedangkan jenis yang menggunakan pompa dan suaranya keras itu saya beli alatnya dan saya rakit sendiri,” tuturnya.

Harga terompet berfariasi, dari terompet kecil yang kecil dijual dengan harga 5 ribu rupiah, ukuran sedang 10 ribu rupiah dan ukuran besar 20 ribu rupiah. Kalau untuk terompet yang terbuat dari bahan plastik dengan menggunakan pompa kecil harga lebih mahal 35 ribu rupiah.

Pembeilnyapun dari berbagai macam kalangan, anak-anak, remaja hingga muda-mudi, tapi konsumen pailing banyak anak-anak membeli terompet karton dan remaja membeli terompet yang menggunakan bahan plastik menggunakan pompa.

Dengan Modal 300 ribu rupiah dalam sehari Yadin mampu mendapatkan keuntungan 400 hingga 500 ribu rupiah dalam sehari. Tergantung barang yang dijual. Kalau membawa barang banyak lakunyapun banyak dan keuntungan yang didapatkan lebih banyak.

Yadin mengaku berjualan dengan menggunakan motornya sendiri merupakan pedagang salome di Kota Bima, Keseharian Yadin adalah berprofesi sebagai penjual Salome. Tetapi karena  memanfaatkan kondisi dan sitiuasi perganytian tahun baru, biasanya banyak menraih keuntungan.

Pria kelahiran Sragen 39 Tahun ini awal datang ke Bima adalah ingin menjual Salome tahun 1993 lalu. Tahun 1995 Yadin menikahi Endah gadis asal Sragen Jawa tengah juga yang membantu menyiapkan bahan-bahan dagangannya termnasuk berjualan terompet ini.

Motifasi untuk menghidupkan keluarganya cukup tinggi, demi menghidupakan dan menyekolakan kedua buah hatinya Novi (10) kelas 5 Sekolah Dasar (SD) dan Nova (8) kelas II SD. Demi buah hatinay yang penting halal dia rela bekerja apa saja di negeri rantuan ini, mengumpulkan pundi-pundu untuk menghidupkan keluarganya ditengah sulitnya mencari kerja.

“Berjualan terompet ini pekerjaan musiman mas, hanya akhir tahun seperti ini aja, kalau profesi saya berjualan Salome di Kota Bima, yach... yang penting halal mas... bahkan saya sudah punya rumah sendiri di Kota Bima,” ujarnya.

Yadin berharap dia tetap bedoa dan beriktiar mencari rezeqi, karena kerja tanpa doa kepada sang gusti Allah pekerjaan kita sia-sia tidak di berkah untuk keluarga. Bekerja dan berdoa itu modal saya. (Efan)

0 komentar:

Posting Komentar