Kampung Media Lengge Wawo, Sekretariat: Jalan Lintas Bima - Sape Km.17 Kompleks Lapangan Umum Desa Maria Utara Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, Telepon: 0374-7000447. Bagi yang ingin mengirim Tulisan Berita atau Artikel hubungi Nomor HP: 081803884629/085338436666

Minggu, 13 September 2015

Mencari Sosok Ideal Calon Bupati Bima 9 Desember 2015


KM. LENGGE,-Pemilihan Bupati Bima direncanakan berlangsung pada Bulan desember 2015. Para bakal calon Bupati yang berniat maju dalam pemilihan bupati tersebut berusaha merebut simpati masyarakat dengan berbagai jargon tentang perubahan dan kemajuan Bima. Di sisi lain, Pemilihan Bupati 2015 merupakan sebuah even penting bagi masyarakat

Bima dalam upaya menghasilkan pemimpin daerah yang menjadi harapan masyarakat.Dan yang memjadi keistimewaan pilkada kali ini adalah munculnya calon bupati dari jalur independent dan ada calon bupati yang mewakili perempuan yang merupakan sejarah baru di Kabupaten Bima. Pertanyaannya adalah seperti apa dan bagaimana harapan masyarakat Bima terhadap sosok pemimpin yang mereka inginkan ? atau adakah sosok secara personal yang dianggap mampu memimpin Bima ke depan kemudian menjadi sosok ideal yang paling diinginkan oleh masyarakat?


Untuk menjawab pertanyaan ini tentu tidak mudah mengukur harapan dan ekspektasi masyarakat secara objektif, namun paling tidak kita dapat menakar kemauan dan keinginan masyarakat Bima berdasarkan kriteria-kriteria normatif yang secara umum berlaku juga bagi semua masyarakat di berbagai daerah lainnya. Kemudian dalam konteks personal, kriteria pemimpin yang diinginkan seringkali menjadi kabur dan sangat subjektif karena dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu untuk mengunggulkan kandidatnya yang akan bertarung pada pemilihan bupati nantinya. Akan tetapi, poin pentingnya adalah Bupati terpilih hendaknya merupakan seseorang yang mampu membawa Bima tumbuh dan berkembang sesuai dengan dinamika kemajuan regional dan nasional. Tentunya, diperlukan seorang kandidat memiliki visi dan misi yang jelas dan memiliki komitmen yang kuat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Bima serta memahami berbagai persoalan yang harus menjadi prioritas untuk diselesaikan kemudian mengimplementasikan berbagai gagasan yang dimilikinya secara konsisten dan bertanggung jawab. Bukan berkembang dan menang dari isu isu yang disebarkan untuk menjatuhkan lawan politiknya.

Harapan masyarakat Bima tentunya sangat besar bahwa proses demokrasi yang berjalan adalah sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi itu sendiri, yaitu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Akan tetapi hal ini seringkali tidak dapat dimaknai dengan baik oleh para kandidat bahkan masyarakat itu sendiri yang menjadi pemilih. Logikanya adalah bahwa pemilih dalam menentukan pilihannya secara rasional memperhitungkan seluruh konsekwensi dari pilihannya bagi Bima lima tahun ke depan berdasarkan informasi dan pengalaman yang dimiliki. Yang menjadi persoalan adalah keputusan yang diambil oleh pemilih tidak murni didasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang rasional, tetapi dipengaruhi oleh lingkungan eksternal pemilih yang melakukan intimidasi baik secara personal maupun kelompok terhadap pemilih. Tindakan seperti ini telah menciderai makna demokrasi yang sebenarnya, padahal seharusnya seseorang yang merasa elit sebuah kelompok ataupun mengaku tokoh masyarakat berada pada posisi yang memberikan pemahaman yang benar bagi kelompoknya sehingga Pilkada dapat berjalan secara adil, lancar dan memberikan hasil yang optimal. Namun yang terjadi sangat disayangkan bahwa sebagian besar para elit atau tokoh masyarakat sering kali mengatasnamakan rakyat untuk kepentingan pribadi. Akibatnya, ketika seorang kandidat Bupati terpilih yang semula di dukung oleh kelompok tertentu namun pada masa pemerintahannya kelompok tersebut menjadi pihak yang berseberangan dengan Bupati karena kehendaknya tidak terpenuhi. Ada sedikit gambaran yang bisa diperhatikan oleh kandidat yang mengikuti pilkada kabupaten Bima desember mendatang, yaitu dari aspek ekonomi, politik dan sosial budaya, gambaran apa yang menjadi keinginan masyarakat di satu sisi sekaligus apa yang harus menjadi komitmen seorang kandidat bupati Bima seandainya terpilih.

1. ekonomi.
kondisi geografis dan kebijakan daerah yang kurang optimal dalam menciptakan lapangan kerja merupakan suatu hal yang harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah. Masalah lapangan kerja adalah utama yang harus diperhatikan, karena ia merupakan tolok ukur penting bagi kesejahteraan masyarakat. Tanpa ada pekerjaan, tentunya masyarakat tidak memiliki penghasilan. Fakta di daerah kita menunjukan bahwa masyarakat lebih banyak keluar daerah untuk menjadi TKI atau bekerja sebagai buruh buruh pabrik, sektor pertanian dan pariwisata yang sering digemborkan oleh pemerintah daerah sebagai iconnya Bima dalam kenyataannya tidak memiliki daya dorong yang kuat dalam memacu pengembangan ekonomi masyarakat. Pertanyaannya mengapa bisa demikian?

Jawabannya cukup sederhana, bahwa sektor pertanian yang sebagian besar ditekuni oleh masyarakat Bima adalah sektor pertanian tradisional. Secara implisit, ia tidak memiliki nilai tambah yang cukup besar untuk mengangkat derajat kesejahteraan petani menjadi lebih baik. Sederhananya adalah tidak ada insentif yang cukup berarti bagi petani untuk dapat mengembangkan pertanian mereka. Misalnya petani padi, tingginya biaya produksi dibandingkan dengan nilai produksi menyebabkan margin keuntungan yang diterima petani menjadi relatif kecil. Sementara disisi lain mereka dihadapkan pada kemungkinan gagal panen dan keterlambatan musim tanam akibat kurang baiknya pengairan.

2. politik.
Bagi masyarakat kabupaten Bima Politik tidak selalu mutlak sebagai proses pengalihan kekuasaan, akan tetapi ia harus lebih dimaknai sebagai upaya memperbaiki keadaan menjadi lebih baik siapapun kandidat terpilih nantinya. Namun hal ini menjadi tidak elok ketika kekuasaan dianggap sebagai politik aji mumpung yang memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan golongan, dan akibatnya timbul sikap antipati masyarakat terhadap pemerintah yang berkuasa. Tentunya masyarakat kecewa, sakit hati dan jika dipengaruhi oleh pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan dari hal ini bisa saja terjadi tindakan yang merugikan kita semua.

Demikian juga dengan partai politik, integritas sebuah partai dapat dilihat dari calon yang diusung. Masyarakat sangat berharap bahwa kandidat Bupati yang diusung adalah seseorang yang memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi dan di seleksi dengan cara yang beretika dan transparan termasuk di dalamnya uji publik. Hal ini sangat penting untuk mengetahui track record kandidat yang akan diusung sehingga tidak menimbulkan sentimen dan bermacam prasangka masyarakat terhadap partai dan calon yang diusungnya. 

Semua warga masyarakat berhak maju sebagai kandidat Bupati, akan tetapi kelayakan individu untuk maju tentulah hal yang paling penting dari semua ini. Asal ia memenuhi kualifikasi sebagaimana yang dipersyaratkan peraturan perundang-undangan tentu saja tidak ada alasan untuk menjegal individu tersebut untuk maju. Pada saat ini, seolah-olah kita memiliki logika berfikir yang terbalik. Seorang kandidat yang akan maju harus memiliki popularitas yang tinggi dan dukungan finansial yang kuat, sementara di dalam aspek yang sama kepopuleran seseorang seringkali di ukur dengan hal-hal yang sama sekali tidak berkaitan dengan misi yang akan diembannya sekiranya terpilih sebagai Bupati. Implikasinya, ekspektasi masyarakat yang tinggi akan terjadinya perubahan yang lebih baik terhadap bupati terpilih justru sama sekali jauh dari realitas dan akhirnya muncul suara-suara sumbang yang kurang produktif dalam mendukung jalannya pemerintahan. 

3. Sosial Budaya.
Faktor ini penting untuk diperhatikan mengingat masyarakat Bima menurut hemat kami adalah unik. Dari sisi sosial, terjalin hubungan yang erat antar sesama masyarakat Bima. Sementara dari sisi budaya, masyarakat Bima masih homogen dengan akulturasi budaya yang relatif kecil dalam masyarakat Bima sehingga menimbulkan budaya kolektivisme yang sangat nyata dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya ini adalah sebuah potensi sekaligus penghambat dalam berbagai aspek kehidupan yang semakin dinamis. Bagi bakal calon Bupati Bima yang akan maju, mereka harus arif dan bijaksana dalam memandang hal ini serta dapat mengelola dan menjadikannya sebagai sumber daya yang potensial dalam membawa Bima menjadi lebih maju. Di sisi lain, kita pasti tidak rela jika terjadi pengkotakan masyarakat Bima hanya untuk kepentingan politik pragmatis seorang kandidat yang memang dalam prakteknya ia lebih sering dimanfaatkan untuk tujuan sesaat, tapi kita tentunya sangat berharap hal itu tidak terjadi pada pemilihan bupati pada 9 desember mendatang.

Dari beberapa pandangan yang kami simpulkan dari fakta masyarakat diatas, perlu dibuat intisari yang lebih sederhana agar lebih mudah difahami sehingga Pemilihan bupati Bima pada 2015 mendatang dapat menjadi momentum penting bagi kebangkitan Bima ke depan yaitu bahwa pada prinsipnya masyarakat Bima membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki integritas kepemimpinan dan kompetensi yang tinggi, visi dan misi yang jelas, bisa menjadi teladan bagi masyarakat Bima sehingga jasa-jasa pengabdian seorang pemimpin akan selalu dihargai oleh masyarakat meskipun pemimpin tersebut menyelesaikan masa jabatannya. Dalam upaya mendapatkan pemimpin yang seperti ini tentunya semua pihak yang memiliki kepentingan dalam hal ini terutama para kandidat, masyarakat pemilih, tokoh masyarakat, partai politik, dan elemen masyarakat lainnya memiliki komitmen yang sama untuk memajukan Bima. Jika tidak, maka Bima hanya berdiri di tempat. (Muhammad Ramadhan).

0 komentar:

Posting Komentar