Kampung Media Lengge Wawo, Sekretariat: Jalan Lintas Bima - Sape Km.17 Kompleks Lapangan Umum Desa Maria Utara Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, Telepon: 0374-7000447. Bagi yang ingin mengirim Tulisan Berita atau Artikel hubungi Nomor HP: 081803884629/085338436666

Selasa, 08 Maret 2016

Fenomena GMT, Masyarakat Dihimbau Sholat Gerhana


KM LENGGE,-  Pemerintah Kabupaten Bima melalui surat edarannya menghimbau warga di kecamatan Wawo untuk melaksanakan sholat gerhana, pada hari Rabu tanggal 9 Maret 2016, saat gerhana Matahari total (GMT) di Mushola maupun Mesjid-mesjid.



Gerhana Matahari Total (GMT) bukan hal baru bagi masyarakat kecamatan Wawo khususnya dan masyarakat di Indonesia pada umumnya.  Fenomena yang sama pernah terjadi pada tahun 1983. Namun oleh pemerintah saat itu masyarakat dihimbau untuk tidak keluar rumah.


Namun Gerhana Matarahari Total (GMT) di Indonesia, Rabu (9/3/2016) memang hanya akan bisa dilihat di sejumlah daerah sembilan provinsi yakni di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku. Tetapi di wilayah Nusa Tenggara Barat dapat dilihat pula walaupun tidak secara keseluruhan.


Pemerintah mengingatkan masyarakat di Bima untuk melksanakan sholat gerhana bentuk dari rasa syukur atas kebesaran Allah SWT. Disamping itu juga dihimbau untuk  tidak melihat langsung ke arah langit tanpa menggunakan pelindung mata selama GMT berlangsung.


Berita dan informasi tentang fenomena GMT yang telah tersebar di media masa maupun komunikasi mengundang antusias masyarakat untuk menyaksikan momen bersejarah tersebut, tidak ketinggalana masyarakat Wawo berantusias untuk menantikan moment tersebut.


Warga desa Kambilo, Nurhayati mengaku, mendengar informasi ini dari cerita anak-anaknya tentang adanya GMT pada tanggal 9 Maret 2016, sehingga keingina nuntuk menyaksikan fenomena tersebut ditunggu-tunggu.

“Saya diceritakan anak-anak yang melihat berita ditelevisi, besok tanggal 9 Maret usai sholat gerhana saya ingin menyaksikan gerhana tentunya dengana menggunakan pelindung, berupa kacamata hitam, sesuai himbauan dari pemerintah desa,”ujarnya penuh semangat.


Di desa Raba, Ahmad menuturkan “bahwa, dulu sekitar tahun 1983 kita tidak berani keluar rumah menyaksikan gerhana matahari, karena menurut informasi akan menyebabkab kebutaan, sehingga kami hanya berdiam dirumah,”paparnya.


“Sehingga nanti tanggal 9 Maret usai melaksanakan sholat gerhana, seandainya ada waktu, saya ingin menyaksikan fenomena yang jarang terjadi dan menjadi pemberitaan hangat ini,”



Antusias warga ini bukan saja dialami oleh warga Kambilo tapi beberapa warga dibeberapa desa di kecamatan Wawo, GMT menjadi  berita dan informasi yang telah di konsumsi secara umum oleh warga,  sehingga keingintahuan masyarakat menyaksikan fenomena langka ini cukup tinggi. (Efan)

0 komentar:

Posting Komentar